CRM
(Costumer Retention Marketing)
Analisis
Lifetime Value untuk pelanggan, B2B Lifetime value — tolak ukur strategi,
Definisi dan fungsi Pengembangan strategi LOW , Ilustrasi contoh analisis
pelanggan dengan LTV.
Study kasus
pada Blackberry.
Analisis
Lifetime value untuk pelanggan , B2B Lifetime value — tolak ukur strategi,
Definisi dan fungsi Pengembangan strategi LW , Ilustrasi contoh analisis
pelanggan dengan LTV
Analisis Lifetime value untuk pelanggan
LTV dan CRM
LTV bisa menjadi
alat screening awal apakah prospek pelanggan yang sedang didekati potensial
atau tidak. Kemudian, apabila telah menjadi pelanggan, sejauh mana perusahaan
akan menjalin hubungan dengan pelanggan dan pada tingkat berapa perusahaan akan
memberikan servis. Ini harus diputuskan karena percuma apabila perusahaan
terlalu membuang waktu menjalin hubungan dengan pelanggan yang tidak potensial
atau memberikan tingkat servis di atas nilai pendapatan yang bakal diterima karena ujung-ujungnya bukan
untung, melainkan rugi.
CRM merupakan
salah satu perluasan dari sistem informasi perusahaan di bidang customer
service, yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan dalam
menanggapi permintaan konsumen. Sebagai konsep, CRM merupakan suatu proses
untuk meramalkan tingkah laku pelanggan dan memutuskan tindakan untuk
mempengaruhinya, dalam rangka meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Sangatlah tepat jika dikatakan CRM sebagai ‘alat’ customer service
improvement.
CRM itu sendiri
memiliki pendekatan kepada tiga komponen yang penting dalam customerservice,
yaitu lifetime customer value (LTV) analysis, one-to-one marketing, dan
enterpriserelationship marketing. One-to-one marketing yang prosesnya
dipermudah oleh internet menggantikan pemasaran massal tradisional serta
meningkatkan efisiensi. One-to-one marketing ini membutuhkan metode untuk
membedakan pelanggan melalui segmentasi lifetime value, berinteraksi dengan
pelanggan, dan juga memberikan produk dan layanan yang
customized.Enterprise relationship marketing merupakan aspek tambahan untuk
memperluas perusahaan dengan mengikutsertakan pelanggan dan unit eksternal
lainnya. Jelaslah bahwa CRM sangat penting.
Nilai aktual
dari pelanggan setara dengan kuantitas yang sering disebut customer
lifetime value (LTV). atau nilai yang ada saat ini dari kontribusi keuangan
masa depan yang bersumber dari pelanggan.
Setiap pelanggan
dari sebuah perusahaan saat ini akan bertanggung jawab untuk beberapa rangkaian
tertentu untuk peristiwa di masa depan, masing-masing akan memiliki dampak
keuangan pada produk perusahaan-pembelian produk, pembayaran untuk layanan,
penyetoran biaya berlangganan, sebuah pertukaran atau upgrade, klaim garansi,
panggilan telepon, rujukan pelanggan lain, dan sebagainya.
Lifetime value
telah menjadi barometer pengukur untuk memilah milah pelanggan berharga, dan
membedakanya dengan kelompok pelanggan lain. Mempunyai banyak pelanggan dengan
life time value yang tinggi adalah impian setiap pemasar.untuk itu perusahaan
harus mengelola seluruh resources pelanggannya secara maksimal pelanggan
biasaynya masuk perusahaan melalui bebarapa jalan antara lain:
Akuisisi pelanggan baru(acquisition
Retensi pelanggan loyal retention
Referral pelanggan baru yang dihasilkan oleh pelanggan loyal
referral
Pelanggan baru yang dijaring melalui program win-back
Tujuan pemodelan dengan LTV.
adalah untuk
menggunakan titik-titik data ini untuk menghasilkan representasi sejarah
pelanggan dan membandingkan riwayat pelanggan dengan pelanggan yang lain.
Kemudian perusahaan mulai untuk membangun model statistik lintasan masa depan
pelanggan, termasuk seberapa banyak yang akan dia belanjakan dan di periode
yang mana .
Perubahan strategi pemasaran dari
transactional marketing menjadi relationship marketing dilakukan oleh
Perusahaan untuk mempertahankan bisnis yang berkelanjutnan. Dalam relationship
marketing, perusahaan fokus pada pelanggan dengan sasaran untuk memperoleh
manfaat jangka panjang. Customer Lifetime Value (CLV) merupakan salah satu
metode pengukuran untuk mengetahui manfaat jangka panjang pelanggan.
Customer Value
Customer value adalah
sebuah konsep yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis. Konsep ini
sederhana dan dapat digunakan sebagai langkah awal perumusan strategi
selanjutnya. Banyak keputusan strategis perusahaan atau pemilik merek
menggunakan konsep ini sebagai landasan utamanya, walaupun sering kali tidak
terformulasikan dengan baik. Mereka tidak menggunakan hitungan-hitungan
sistematis dengan analisis data yang canggih, tetapi melalui judgment.
Misalnya saja, sebuah
perusahaan akan melakukan perubahan harga terhadap produknya. Beberapa
pertimbangan bakal muncul sebelum keputusan perubahan harga tersebut
ditetapkan, seperti berapa harga maksimal untuk produk ini? Apakah konsumen
masih akan membeli produk ini? Apakah harga yang ditetapkan terlalu mahal bila
dibandingkan dengan harga pesaing?
Demikian pula
dengan pelaku bisnis yang berupaya untuk meningkatkan kualitas. Mereka bakal
menghadapi beberapa pertanyaan dalam benaknya: Apakah konsumen akan memandang
kualitas sebagai suatu manfaat atau nilai tambah? Apakah konsumen akan
mengatakan bahwa produk tersebut berkualitas? Apakah konsumen juga akan
mengatakan bahwa produk saya lebih baik daripada pesaing?
Secara
sederhana, customer value didefinisikan sebagai semua manfaat atau
kualitas yang diperoleh konsumen relatif terhadap pengorbanannya. Bila
diformulasikan secara matematis, customer value adalah total manfaat
atau kualitas dibagi dengan harga. Selanjutnya, rumus ini bisa berkembang
karena adanya dua aspek: harga dan kualitas. Kedua aspek tersebut merupakan
multidimensi.
Komponen
Kualitas
Ada tiga komponen yang bisa mewakili kualitas.
v Pertama, kualitas bisa
berupa kualitas produk. Sebuah telepon genggam dikatakan berkualitas bila
produk tersebut awet, tidak mudah rusak, memiliki desain yang bagus dan
memiliki banyak fitur. Demikian pula, produk makanan seperti biskuit, dikatakan
berkualitas bila rasanya enak, gurih, renyah, dan lain-lain.
v Kedua, kualitas bisa
berupa kualitas pelayanan. Industri jasa seperti operator seluler akan
lebih banyak menawarkan kualitas pelayanan. Di industri jasa seperti operator
seluler, faktor intangibles menjadi komponen yang sangat penting.
Mereka akan menambah komponen kualitas melalui pelayanan yang akurat, cepat,
ramah, dan sebagainya. Demikian pula, industri perbankan, asuransi,
penerbangan, rumah sakit dan sebagainya akan berlomba-lomba
menambah value melalui kualitas pelayanan.
v Ketiga, kualitas juga bisa
berarti “emotional quality”. Ini adalah kualitas yang dirasakan oleh
konsumen karena pengaruh merek dan relationship (brand to customer
experience). Mereka merasa bangga menggunakan merek-merek berkelas. Mereka yang
menggunakan tas atau dasi Louis Vuitton atau Versace akan merasa bangga dan
puas. Mereka yang mengendarai mobil mewah seperti Mercedes-Benz dan BMW akan
merasakan kebanggaan yang lebih. Demikian pula, produk rokok juga memberikan
kebanggaan kepada kaum perokok. Para perokok yang berasal dari golongan bawah
akan merasa bangga ketika menghisap rokok yang pas dengan kepribadian mereka.
B2B Lifetime
value — tolak ukur strategi,
B2B adalah istilah yang lazim digunakan untuk
mendeskripsikan transaksi perdagangan antar perusahaan.
Biasanya transaksi dalam volume besar, tetapi
frekuensinya tidak sesering Business to Consumer Marketing.
Mengelola B2B tentunya, berbeda dengan mengelola B2C. Pasar
B2B lebih sempit dari B2C, meski pasar B2B lebih sempit dari B2C, bukan berarti
akan lebih mudah dalam mengelolanya. Ada banyak hal yang harus diperhatikan
oleh para pemasar dalam pasar B2B, sebab pasar B2B memiliki karakteristik yang
sama sekali berbeda dengan pasar B2C. Yuswohadi, Chief Executive of MarkPlus
Institute of Marketing:”Perbedaan mendasar terletak pada berbagai aspek dari
proses pemasaran.”
Dari sisi customer,B2B memiliki kompleksitas dalam hal
pengambilan keputusan, dengan kata lain banyak pihak internal customer yang
secara langsung maupun tidak terlibat dalam pengambilan keputusan, mulai:decision
maker, influencer, user, hingga teknisi. Oleh karena itu seorang pemasar harus
mampu mengidentifikasi siapa saja yang menempati posisi tersebut, dan kemudian
berusaha untuk menjalin relationship yang efektif.Berbeda dengan B2C yang
pembelinya tunggal/individu/ tidak mewakili perusahaan/sebuah
korporasi,instansi, sehingga keputusan lebih bersifat subyektif, dan dalam
volume pembelian yang kecil.
Pelanggan B2B/korporat memang cenderung lebih rasional
daripada pelanggan B2C, pada umumnya komponen harga dan kualitas menjadi
pertimbangan utama mereka, oleh karena itu para pemasar B2B, terkhusus para
Account Manager, harus mampu mengemas produk yang ditawarkan menjadi sebuah
produk yang extraordinary, kualitas handal dengan harga yang wajar/kompetitif.
kemampuan extra para pemasar dalam menjalin relationship dengan para pemangku
kepentingan di customer.
Dari sisi proses , pemasaran B2B lebih complicated,
mulai dari prospecting, approaching, negotiation,closing, dan proses tidak
berhenti disitu, karena harus dilanjutkan dengan after sales yang bagus.Dalam
B2B pendekatan yang dilakukan cenderung bersifat push yaitu:penjualan personal
melalui para Account Manager, sementara B2C umumnya menggunakan pendekatan pull
yaitu promosi massa, melalui media,atau bisa kita nyatakan sebagai pengopinian,
bersifar massif, berulang-ulang.istilah kerennya: above the line, pun juga
tetap melakukan promosi below the line, namun proporsinya tetap jauh lebih
kecil.Hal ini dikarenakan karakter pelanggan untuk pasar B2C lebih emotional daripada rasioanal seperti pelanggan B2B.
Untuk analisis
pelanggan di industri bisnis ke bisnis (B2B), memotret pelanggan dari potensi
pendapatan (revenue) saja tidaklah cukup. Kita harus masuk lebih dalam lagi,
yakni ke perhitungan profitabilitas.
Meskipun LTV
sendiri juga mempunyai kelemahan, yakni tidak efektif jika diaplikasikan pada
perusahaan yang jumlah pelanggannya mencapai ribuan. Oleh karena itu, analisis
pelanggan dengan LTV cocok dipakai untuk perusahaan yang bergerak di industri
B2B.
Dalam konsep
LTV, pelanggan digolongkan berdasarkan daya tarik finansialnya (profit margin)
dan keinginan menjalin hubungan dengan perusahaan (relationship).
Tingkat profit
margin dan keinginan pelanggan menjalin hubungan dengan perusahaan mempengaruhi
nilainya. Semakin besar profit margin yang disumbangkan pelanggan terhadap
perusahaan dan semakin dekat hubunganyang telah terjalin antara pelanggan dan
perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai pelanggan bagi perusahaan.
Perusahaan
biasanya menghadapi kendala untuk memuaskan pelangganya karena keterbatasan
resources yang dimilikinya. Dipihak lain value yang diberikan ke perusahaan
sangat berbeda antara satu dengan yang lainya.
LTV dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan
penetapan taktik dan strategi pemasaran, nilai LTV juga akan berubah dari waktu
ke waktu
Meskipun metode
pemodelan yang canggih membantu untuk mengukur LTV, banyak variabel tidak akan
mudah diukur, seperti bantuan pelanggan mungkin membantu perusahaan dalam
merancang produk baru, atau nilai yang berasal dari rujukan pelanggan pelanggan
lain. Model apapun yang mencoba untuk menghitung LTV pelanggan individu harus
menggunakan beberapa atau semua data berikut, lebih terukur dan tepat :
Ø
Pembelian berulang pelanggan.
Ø
Keuntungan yang lebih cepat
/biaya yang lebih rendah (setiap penjualan) dari pelanggan yang berulang
daripada dari konsumen awal (merubah prospek )
Ø
Manfaat tidak langsung dari
pelanggan, seperti dari referensi
Ø
Pelanggan menyatakan
kesediaannya untuk melakukan bisnis di masa yang akan datang
Ø
Catatan pelanggan
Ø
Catatan transaksi (ringkasan
dan detail)
Ø
Produk dan biaya produk
Ø
Biaya layanan dan dukungan
Ø
Biaya pemasaran dan transaksi
(termasuk biaya pembelian )
Ø
Tingkat respon terhadap
pemasaran / usaha pemasaran .
Sebagai salah
satu pemberi layanan pesan terdepan, BBM antar platform
telah mengalami popularitas yang signifikan di Indonesia, dengan hampir 60 juta
pengguna aktif per bulannya.
BBM memungkinkan
para penggunanya untuk senantiasa terhubung secara sosial dan terlibat antara
satu sama lain melalui layanan pesan, suara dan video komunikasi dan saluran
sosial media secara real-time. BlackBerry menawarkan layanan BBM untuk platform Android, iOS dan Windows
Phone, BlackBerry 10 dan BlackBerry OS.
Kemitraan
melalui perjanjian lisensi ini diusung guna mempercepat visi BlackBerry, memajukan
BBM untuk pasar konsumen. Perjanjian lisensi dengan Emtek memungkinkan
perusahaan mengembangkan aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan baru BBM untuk
pangsa pasar Android, iOS dan Windows Phone.
Definisi dan
fungsi Pengembangan strategi LW
Life time value
(LTV) berupaya memaksimalkan total costumer equity dengan mengelola pelanggan
sebagai asset. Terdapat beberapa penggerak utama LTV yang sangat penting bagi
organisasi, seperti jumlah transfer yang dilakukan pelanggan dapat dilacak oleh
perusahaan atau jangka waktu dari costumer relationship.
Ltv menempatkan
economics of retention sebagai hal penting bagi kelangsungan bisnis yang
menguntungkan. biaya dapat ditekan jika pelanggan menggunakan produk
berkesinambungan. Sehingga promosi dapat dilakukan secara soft sale.
Dalam hubungan
LTV , CRM menjadi kunci customer retention karena CRM meningkatkan efisiensi
costumer service, membantu perusahaan untuk terus berfokus pada basis
pelanggan. Memberikan Product loyalty, dan mempromosikan Cross dan up selling. Untuk
mensukseskan CRM sebagai kunci dari costumer retention keikutsertaan anggota
dabagian office sangat diperlukan
Strategy
Join Venture
Aliansi
strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai
satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu
yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis
pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang
melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk
atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi,
maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik
melalui sebuah transaksi.
Rekanan dalam
aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya
seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manifaktur, pendanaan projek,
pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Joint Venture merupakan
suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana
masing-masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi
juga bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen
sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah
pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya
tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures)
dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license
agreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-how
greement), dan sebagainya.
Kemitraan dengan
Emtek tidak hanya memfasilitasi pencapaian target tersebut, tetapi juga akan
membantu BlackBerry dalam mencapai efisiensi operasional dan biaya.
Selain itu,
dalam waktu yang bersamaan juga meningkatkan pertumbuhan bisnis BBM, karena
Emtek akan melakukan investasi sumber daya manusia, infrastruktur, pengembangan
teknologi dan ekosistem.
“Latar belakang yang kuat dalam industri hiburan, konten dan teknologi menjadikan Grup Emtek sebagai rekanan bisnis yang sempurna untuk memaksimalkan potensi aplikasi layanan pesan BBM, sekaligus juga memenuhi tujuan keuangan dan operasional kami," kata John Chen, Executive Chairman dan CEO BlackBerry.
“Latar belakang yang kuat dalam industri hiburan, konten dan teknologi menjadikan Grup Emtek sebagai rekanan bisnis yang sempurna untuk memaksimalkan potensi aplikasi layanan pesan BBM, sekaligus juga memenuhi tujuan keuangan dan operasional kami," kata John Chen, Executive Chairman dan CEO BlackBerry.
Pengguna BBM,
lanjutnya, adalah orang-orang yang penuh gairah dan benar-benar menghargai BBM
sebagai cara terbaik untuk berbagi dan terhubung satu sama lain. “Kami ingin
terus menawarkan pengguna kami dengan media yang lebih kaya akan konten dan
layanan baru seperti e-commerce, video, musik dan game.” Kemitraan melalui perjanjian lisensi ini
diusung guna mempercepat visi BlackBerry, memajukan BBM untuk pasar konsumen.
Perjanjian lisensi dengan Emtek memungkinkan perusahaan mengembangkan
aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan baru BBM untuk pangsa pasar Android, iOS
dan Windows Phone.
Strategi Biaya Rendah
(cost leadership)
Strategi Biaya
Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama
dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah
terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga
sebagai faktor penentu keputusan.
Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi
Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup
menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk
(barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk
menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan
produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan
atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun
psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan
pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal
lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi.
Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak
mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus
digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang
lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen
yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli
relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan
salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau
strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh
pemasok “niche market” (segmen
khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk
memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi
penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi
pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan
suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu (niche market),
wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa — tertentu dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Retrenchment (Strategi Penciutan)
Strategi
penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui reduksi biaya
dan aset dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan.
Strategi ini terkadang dikenal sebagai strategi turnaround atau
reorganizational. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperkokoh keunggulan
yang membedakan (distinctive competences) yang dimiliki perusahaan. Pada masa
strategi ini dijalankan, operasi perusahaan berjalan dengan sumber daya
(terutama dana) yang terbatas dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari
berbagai pihak seperti pemilik saham, pegawai, dan media.
Strategi
penciutan dapat berbentuk penjualan aset untuk memperoleh dana tunai,
pemangkasan lini produk (product line), menutup bisnis yang kurang
menguntungkan atau yang tidak termasuk core competence perusahaan, otomasi
proses, pengurangan jumlah pegawai, dan penerapan sistem kontrol pengeluaran
biaya. Pengurangan kapasitas produksi berbagai perusahaan selama krisis moneter
di Indonesia dapat diangkat sebagai contoh. Demikian pula dengan kebijakan PHK
maupun pemulangan tenaga kerja asing demi menjaga keberlangsungan bisnis selama
krisis.
Yang perlu
diperhatikan adalah keputusan untuk membangkrutkan diri bisa juga hadir sebagai
salah satu bentuk penerapan strategi penciutan ini. Oleh karenanya perlu
dicermati hubungan antar perusahaan dalam satu kelompok usaha dan kesehatan
keuangan keseluruhan kelompok usaha tersebut dalam kaitan dengan strategi
pembangkrutan diri ini.
SIKLUS HIDUP BLACKBERRY
BLACKBERRY adalah salah
satu merek handphone yang berasal dari Kanada. Blackberry sempat booming di
Indonesia karena Blackberry adalah salah satu pelopor smartphone pada masanya.
Blackberry pada masa itu sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat
pada jaman itu berbondong bondong membeli handphone blackberry ini karena
kecanggihan layananya seperti sms, telephone, internet dan bentuknya yang unik.
Dan juga yang menjadi daya tarik tersendiri ialah blackberry mempunyai fitur
yang memudahkan masyarakat berkomunikasi dengan orang lain yaitu BBM
(Blackberry Messager). Namun belakangan
ini Blackberry seaakan akan meredup sinarnya karena tersenggol kepopuleranya
oleh handphone dengan fitur Androidnya.
Berikut ini
siklus hidup blackberry di dalam teori teori pemasaran :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Blackberry di
perkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 2004 dengan menggandeng
perusahaan operator yang ada di Indonesia. BlackBerry pada saat itu menawarkan
layar berwarna, desain elegan, dan menyediakan tombol fisik (qwerty) pada papan
ketiknya. Saat itu harga perkenalan yang di keluarkan oleh blackberry untuk 1
handphonenya terbilang cukup tinggi pada masa itu. Blackberry pada masa itu
masih kurang diminati oleh masyarakat indonesua karena masih terbilang baru
handphone yang seperti blackberry dan juga tingkat pertumbuhan blackberry pada
masa itu masih banyak mengalami modifikasi modifikasi pada model produk nya
agara diminsti masyarakat luas. Contoh handphone nya Blackberry seri 7200 dan
7700.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pada tahap ini
blackberry sudah menemukan segmen pasar tersendiri di Indonesia. Dengan
mengambil segmen pasar menengah keatas, Blackberry pada tahun 2008 berhasil
booming dengan poduknya yaitu Blackberry Bold, Curve dan Pearl. Pada masa itu,
demam Blackberry mulai muncul di Indonesia karena desain nya yang elegan,
kecanggihan nya yang super pada masa itu membuat blackberry di minati
masyarakat. Dengan fitur BBM (blackberry messenger) membuat Blackberry semakin
di gandrungi para pebisnis, karyawan / orang kantoran yang membutuhkan akses
komunikasi yang tinggi dan cepat. Pada masa ini blackberry juga mengiklankan
handphone nya melalui tv untuk meyakinkan masyarakat bahwa BB merupakan suatu
kebutuhan di jaman globalisi.
Namun tidak lama
setelah itu muncul lah produk produk pesaing seperti Apple dan Android.
3. Tahap Kematangan (Maturity)
Tahap ini
berlangsung awal 2009-2011.
Pada 2009,
Blackberry berada pada titik puncaknya. Karena produk produknya yang laris di
pasaran dan hampir semua masyarakat kelas menengah keatas memakai Blackberry.
Tahun tahun ini merupakan tahun tahun emas bagi Blackberry. Pada 2010, BB
seakan akan tidak mempunyai pesaing. BB seperti tidak mau melihat/ masa bodo
terhadap pesaingnya yaitu Apple dan Android yang mulai gencar melakukan inovasi
inovasi dari sekitar tahun 2007. BB terus saja menonjolkan fitur BBM dan seakan
akan tidak melakukan inovasi lain. Oleh karena itu penjualannya hanya berkutat
pada pelanggan setia saja dan pada ahirnya pada tahun 2011 ini BB tersalip
penjualannya oleh Iphone dan hp Android lainnya.
Masyarakat
seperti lari lebih memilih handphone yang lebih cangih yang lebih bisa
memberikan fitur komunikasi yang lebih banyak. Akhirnya BB pun mengeluarkan
tablet agar tidak tertinggal dengan produk lain. namun sayang, tablet itu
kurang di minati oleh masyarakat. Harga BB pun juga lama kelamaan mulai di
turunkan oleh produsen agar masyarakat tertarik lagi membeli BB. Pada tahun
2012, BB-pun merubah manajemen pada perusahaannya, sehingga diharapkan akan
menaikan penjualan dengan inovasi baru.
4. Tahap Penurunan
Disaat yang
bersamaan konsumen seperti berganti selera menjadi Android. karena menurut
masyarskat, Android lebih canggih dan mampu menyeimbangkan tingkat kinerja dan
aktivitas yang begitu padat yang terjadi pada masyarakat masa kini. ditambah
pula dengan kehadiran BBM yang juga bisa di download via Google Play membuat
masyarakat kebanyakan telah berganti memilih hp Android. Namun BB pun memutar
kembali otak dengan mengeluarkan inovasi inovasi baru agar tidak bangkrut dan
kembali bangkit dari keterpurukan. Oleh karena itu, BB pun sampai sekarang
tetap mengeluarkan produk produk dengan desain terbarunya. Seperti Z10 yang tidak
kalah dari hp Android lain dan hp BB ini mempunyai pelanggan tersendiri di
dalam masyarakat, karena desain nya yang baru, teknologi yang lebih maju dari
tipe sebelumya dan dapat dikatakan dapat menyaingi Android walau kemunculannya
ditengah tengah demam Android sedang happening di masyarakat 4 - 5 tahun
terakhir ini. Walaupun begitu, banyaknya pilihan hp atau tipe hp Android yang
sama canggihnya dengan BB tetapi murah membuat masyarakat lama kelamaan seakan
berpaling dari BB.
Seperti nya
tahap ini hanya baru di rasakan sedikit saja oleh perusahaan yang berasal dari
Kanada ini. Karena gejala tahap penurunan yang ada pada perusahaan ini hanya
tentang selera konsumen yang berpindah ke Android. Sebaiknya agar BB tidak
terpuruk, produsen harus buru buru mencipatakan inovasi atau gebrakan baru di
dunia pertelekomunikasian agar produknya masih tetap digandrungi oleh
masyarakat.
Melihat fenomena
BlackBerry yang digemari masyarakat karena keunggulan fasilitas komunikasinya,
membuat banyak perusahaan IT berkembang dan berlomba-lomba menciptakan aplikasi
yang paling mutakhir untuk pengguna BlackBerry. Salah satu diantaranya adalah
aplikasi Intar.Keunggulan lain juga hadir melalui teknologi kompresi yang
menyebabkan biaya akses menjadi murah dan pemberitahuan jawaban pesan melalui
tanda getar pada BlackBerry.Penggunaan BlackBerry semakin meluas dengan
hadirnya fasilitas koneksi BlackBerry (BlackBerry Connect).
Dengan
BlackBerry Connect, pengguna tidak lagi harus menggunakan perangkat genggam
BlackBerry untuk memanfaatkan BlackBerry Internet Solution. Pengguna hanya
perlu menginstalasi BlackBerry Connect pada smartphone merek apapun yang
dimiliki, kita bisa memanfaatkan BlackBerry Internet Solution.Pengguna
BlackBerry handset non BlackBerry terdapat perbedaan dengan handset BlackBerry
dimana Untuk handset non BlackBerry apabila aplikasinya membutuhkan koneksi
GPRS/EDGE/3G maka koneksi akan dikenakan biaya GPRS sesuai operator. jumlah
email yang bisa di integrasikan jika menggunakan HP BlackBerry adalah 10 email
account dan jika menggunakan BlackBerry Connect tergantung memori HP. Fasilitas
lain yang menjadi andalan BlackBerry adalah pesan instan. Yahoo Messenger,
Google Talk dan Skype kini telah menjadi rekanan dengan BlackBerry. Teknologi
terkini memang memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting) di Internet
melalui telepon genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang
berbeda pada BlackBerry adalah proses instalasi lengkap yang bisa
dilakukan nya
melalui jaringan nirkabel. Perkembangan teknologi komunikasi ini sangat
berkembang dengan pesat sehingga
meningkatnya
para konsumen yang menggunakan teknologi komunikasi ini. Selain dapat membantu
mobilitas penggunanya dalam kegiatan sehari-hari . 2.2 Pengaruh Sistem
Positioning dan Kepuasan Konsumen Handphone BlackBerry Para konsumen handphone
BlackBerry menilai product positioning handphone BlackBerry telah dilaksanakan
dengan baik, dan mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan.
Menurut Lau dan
Lee (1999:44), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap
merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam
hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah
karakteristik merek itu sendiri (brand characteristic), karakteristik
perusahaan pembuat merek (company characteristic), dan karakteristik konsumen
(consumer brand characteristic). Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa
kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek. Penelitian ini
dilakukan pada produk handphone merek BlackBerry dengan pertimbangan BlackBerry
merupakan model handphone terbaru yang memiliki beberapa keunggulan dibanding
telepon seluler yang telah beredar sebelumnya.
Sebagai salah
satu pemberi layanan pesan terdepan, BBM antar platform
telah mengalami popularitas yang signifikan di Indonesia, dengan hampir 60 juta
pengguna aktif per bulannya.
BBM memungkinkan
para penggunanya untuk senantiasa terhubung secara sosial dan terlibat antara
satu sama lain melalui layanan pesan, suara dan video komunikasi dan saluran sosial
media secara real-time. BlackBerry menawarkan layanan BBM untuk platform Android, iOS dan Windows
Phone, BlackBerry 10 dan BlackBerry OS.
Kemitraan melalui perjanjian lisensi
ini diusung guna mempercepat visi BlackBerry, memajukan BBM untuk pasar konsumen.
Perjanjian lisensi dengan Emtek memungkinkan perusahaan mengembangkan
aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan baru BBM untuk pangsa pasar Android, iOS
dan Windows Phone.
BlackBerry dalam siaran pers bersama
menyebutkan, Emtek sebagai
perusahaan media dan konten terkemuka Indonesia, adalah rekan bisnis yang ideal
dalam upaya pengembangan inovasi dan kemampuan aplikasi BBM.
Bermitra dengan Emtek, menurut
BlackBerry, memungkinkan pertumbuhan sektor konsumen dan korporat BBM. Seiring
dengan pengembangan Emtek atas platform konsumen, BlackBerry akan meneruskan
pertumbuhan platform korporat dengan BBM Protected, layanan pesan antar platform
yang paling aman di dunia.
Langkah ini juga merupakan salah satu
strategi BlackBerry dalam meningkatkan pendapatan dan menaikkan marjin laba.
No comments:
Post a Comment